Rabu, 24 April 2013

Majelis Ilmu Milad PKS XV



# Pengalaman berharga, ketika menjadi salah satu Protokoler yang bertugas di salah satu hotel, di acara milad PKS yang ke-15, berkesempatan melayani Ustadz-Ustadzah wilayah Banjabar (Banten, Jakarta, Jawa Barat) #

Acara milad PKS ke-15 kali ini dilaksanakan di kota Semarang. Dengan berbagai rangkaian agenda meriah, fokus agenda di PRPP Jawa Tengah dan Lawang Sewu. Peserta dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia pun datang, untuk berkonsolidasi dan memeriahkan agenda ini. Persiapan panitia begitu singkat. Begitu pula dengan tim Protokol. Hanya sekitar 3 jam kami di training untuk menjadi protokoler. Malam itu, di salah satu hotel dekat Simpang Lima, dari pukul 20.00-22.00 WIB. Singkat, padat, jelas, dan tidak bertele-tele. Seakan-akan kami semua sudah ahli (jangan-jangan yang lain memang sudah ahli?? hee....berarti cuma aku yang kurang pengalaman ya? T_T ).

Esok harinya langsung bertugas. Aku bertugas menjadi Protokoler di salah satu hotel untuk peserta dari wilayah Banjabar (Banten, Jakarta, Jawa Barat). Teringat materi training malam sebelumnya, pesan yang begitu lekat menempel di pikiran, bahwa menjadi seorang protokol harus siap sedia. Diusahakan tidak boleh berkata tidak jika seseorang yang kita layani membutuhkan sesuatu. Apalagi yang akan aku layani adalah seorang Ustadz/ah. Yang notabene telah berjuang di jalan dakwah dengan segenap tenaga, harta, dan waktu yang dipunyai. Jika mereka membutuhkan sesuatu, kita harus tanggap segera membantu.

"Relakah kita jika melihat mereka bersusah-susah ketika kita bisa membantu?", pertanyaan itu dilontarkan, untuk kita renungi bersama. Tidak....aku tidak rela jika Ustadz/ah kita tidak dilayani dengan baik. Mereka tidak meminta, bahkan banyak yang menolak. Tetapi, itu menjadi ladang amal kita. Mereka terbiasa berusaha sendiri, tidak meminta-minta bantuan orang lain. Tetapi menjadi usaha kitalah untuk menawarkan bantuan kepada mereka. Ya, walaupun hanya untuk 4 hari, aku ingin melayani mereka dengan baik. Mereka tidak meminta, maka aku yang akan memberi. Setidaknya itu yang akan kuusahakan.

Dan tibalah waktu peserta dari Banjabar datang. Ada yang datang bersamaan, ada pula yang datang sendirian. Pertama bertemu, gugup yang kurasakan. Bingung bagaimana harus bersikap. Khawatir jika ada hal-hal yang tidak berkenan, padahal pertemuan pertama. Pertemuan pertama begitu menentukan, bukan?? Bagaimana tidak gugup, Ustadz dan Ustadzah nya hampir mempunyai pembawaan yang hampir sama, teduh, berwibawa dan elegan. Sekalipun dengan balutan busana yang sederhana, tetapi pancaran wajahnya menunjukkan pribadi yang berkualitas. Tapi, bismillah...insyaallah tidak akan bermasalah. Benar-benar harus berusaha menjaga sikap dengan baik. Dan akhirnya, semua kamar yang dipesan sudah penuh dengan peserta. Bahkan ada beberapa Ustadz yang harus kami pindahkan ke hotel lain karena sudah penuh, padahal masih dari wilayah Banjabar. Semoga tidak mendzolimi beliau.




Beberapa kali aku menulis kami, karena aku tidak bertugas sendirian. Yang bertugas khusus di hotel, ada 2 ikhwan dan 1 orang dari agen, mb Anggi namanya. Beliau bekerja di bidang pariwisata. Pakai kerudung dan suka sekali mengawali pembicaraan. Beliau akan mudah ditemui di Lawang Sewu, karena menjadi pemandu disana.

Ada hal menarik dari mb Anggi, ketika koordinator rombongan dari Jakarta, Ust.Nashrullah, menuliskan daftar anggota + kamar yang di tempati. Mb Anggi langsung berbisik ke aku, "Wah, luar biasa ya beliau (-Ust.Nashrullah-), hapal seluruh anggota rombongan dan kamar mana yang ditempati. Namanya ngga cuma panggilan lagi, tapi nama lengkap.". Aku tersenyum, kemudian berkomentar, "Itulah pemimpin mb, paham anggotanya ^_^.". He....tentu saja diskusi tidak berhenti sampai disitu, masih ada kelanjutannya. Seperti biasanya aku dan mb Anggi berdiskusi, sejak dari awal kami bertemu, selalu ada hal-hal yang bisa kami sharing bersama. Terima kasih mb Anggi, dapat tambahan ilmu banyak nih jadinya ^_^.

Ya...dari pengalaman di atas, aku berpikir, ternyata hal kecil seperti itu (-hapal nama lengkap orang lain-), menjadi perhatian menarik bagi orang umum. Aku lantas membuka memori otakku, mencari kira-kira nama siapa saja yang aku belum hapal nama lengkapnya. Ternyata, dari sekian banyak saudara, lebih banyak nama lengkap yang belum aku hapal dari pada yang sudah dihapal. Astaghfirullah....jadi malu.....

Kembali ke peserta yang sudah hadir penuh, bahkan berlebih. Sejak awal, kami dibantu banyak oleh Ustadz/ah nya (-lha kok? malahan?-). Khususnya koordinator rombongan. Ustadz Nevi dari Jawa Barat, Ustadz Nashrullah dari Jakarta, dan Ustadz Muin dari Banten. Agenda-agenda yang sudah dirancang, terkadang berubah secara mendadak. Untuk memberitahu perubahan tersebut, aku hanya perlu menyampaikan informasi ke masing-masing koordinator. Kemudian mereka menyampaikan ke anggota rombongan masing-masing. Sangat mudah bukan? Bayangkan jika aku harus menyampaikan informasi itu ke masing-masing peserta satu per satu. Masalahnya aku tidak punya seluruh contact person peserta. Ketika presensi awal, banyak yang melewatkan kolom contact person. Jadinya banyak yang ngga ke isi deh T_T. Jazakumullah ustadz, atas bantuan yang berharga.

Di lain waktu, kudapati perhatian luar biasa dari ustadz/ah yang lain (-afwan ustadz/ah, saya belum hapal nama lengkapnya-T_T). "Bagaimana kabar hari ini ukhti?", "Sudah sarapan? ayo sarapan bareng.", dan sapaan-sapaan lain. Ketika menyampaikan informasi, balasan yang diterima "Siap", "thayyib, Jazakillah". Kata-kata mereka singkat, tidak muluk-muluk. Tetapi itu menambah kepercayaan diriku. Tak sedikit pula yang mengajak diskusi. Dari masalah akademik, keluarga, bahkan permasalahan menjamurnya pembanguna A*f*mart dan I*d*mart. Banyak ilmu yang akhirnya ku dapat dari mereka.

Ya....aku memang tidak bisa menghadiri langsung taujih Ust.Anis Matta. Pun tidak bisa menghadiri taujih Ustz.Nety Heryawan. Ataupun tidak bisa menghadiri taujih ustadz lain yang memang sudah dijadwalkan mengisi acara agenda Milad XV PKS ini. Karena memang sudah tugasku (-tidak boleh meninggalkan hotel-kata koordinatorku). Hotel tempat ustadz/ah dari Banjabar inilah majelis ilmuku. Bermacam-macam ilmu yang kudapatkan. Dan yang terpenting, mendapat kenikmatan untuk bisa bersilaturahim dengan mereka. Berbincang dan menyerap ilmu dari mereka. Syukron jazakumulllah....

Dan hari terakhirpun tiba. Saatnya mereka bersiap kembali pulang ke rumah masing-masing. Banyak doa yang disampaikan oleh mereka untuk kami, ketika beranjak menuju kendaraan yang akan mengantar mereka ke bandara maupun stasiun kereta. Dan ketika mereka telah sampai di masing-masing tempat, pesan singkat masuk ke ponsel ku. "Alhamdulillah....Syukron jazakumullah atas bantuanya......dst". Pesan singkat dari masing-masing koordinator rombongan, mewakili seluruh anggota rombongan. Menyampaikan jika mereka telah sampai tempat tujuan dengan selamat. Ucapan terima kasih atas bantuan dan pelayanan yang telah kami berikan. Doa atas kerja yang telah kami lakukan, agar dibalas Allah dengan pahala yang berlipat. Amiin.

(Syukron jazakumullah kepada Ust.Muin, Ust.Nashrullah, dan Ust,Nevi atas kerjasama dan bantuan yang diberikan, walaupun pelayanan kami masih banyak kekurangan)




Kemeriahan di malam gelar budaya, Jumat 19 April 2013 di Lawang Sewu, Semarang


Guys, temukan informasi terkait Milad PKS ke-15 here: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar